Mencari Jati Diri Pemimpin Sejati
![]() |
Batara Surya |
Citra lemah lembut tradisi jawa , semakin memudar diantara himpitan jaman. Semakin hilang dan dilupakan dari tradisi yang “njawani”. Memotong kisah dan tradisi dalam kitab-kitab jawa tentang, Hastha Brata, Hastha berarti yang delapan , sedangkan Brata, berarti sifat, yang berarti sifat yang delapan, dalam terminology jawa hasta brata merupakan pedoman dasar menjadi seorang pemimpin, jika kedelapan sifat tersebut sudah bisa terpenuhi maka sudah layak untuk menjadi seorang pemimpin, paling tidak berusaha memenuhi sifat yang delapan tersebut.
Ajaran Hasta Brata, terdapat dalam 3 versi, salah satunya adalah versi Babad Sangkala, Delapan sifat yang harus dimaknai seorang pemimpin yaitu :
1. Meniru sifat matahari
2. Meniru sifat bulan
3. Meniru sifat bintang
4. Meniru sifat angin
5. Meniru sifat api
6. Meniru sifat Mendung
7. Meniru sifat Air
8. Meniru sifat bumi
Menyerap Kearifan Sifat yang Delapan
1. Meniru Sifat Matahari : Sabar dan waspada terhadap segala tindak tanduk, tidak semua barang yang diinginkan diambil semua, segala sesuatu yang dijemur dibawah terik matahari tidak serta merta dikeringkan , tindak tanduknya selalu cermat, dan penuh perhitungan , dia tidak akan kesulitan memelihara apa saja yang didapatkanya meskipun hal tersebut rumit.
2. Meniru Sifat Bulan : Bisa membuat Susana perasaan sejuk, budinya halus dan ramah, selalu menyebarkan suasana harum dan memenuhi rata keseluruh penjuru alam.
3. Meniru Sifat Bintang : Pendirianya sangat sentausa, tidak mudah goyah , hati-hati, penuh kewaspadaan, selalu baik kepada siapa saja dan tidak pernah berburuk sangka.
4. Meniru Sifat Angin : Selalu cermat dan hati-hati, selalu mengikuti dan mengamati tindak tanduk manusia , bisa berada dalam tempat besar maupun tempat kecil , keberadaanya sangat penting dan berguna , perjalanannya bisa menembus tanpa batas, kemauanya tidak bisa diketahui , jika keberadaanya ditolak dia tidak marah, tetapi bila dibutuhkan tidak berlaku sombong.
5. Meniru Sifat Api : Menjaga dari kejahatan, mampu menghancurkan kotoran bumi, memusnahkan yang terasa tidak baik, memberikan penerangan bagi yang gelap, jika disusutkan keberadaanya, tidak resah hatinya.Sifatnya bisa sabar dan bisa kasar, tergantung kepada yang sedang dialami.
6. Meniru Sifat Mendung : Suka berderma dan suka menghukum yang salah, bersikap adil kepada siapa saja, dermanya akan berujud hujan turun sedangkan hukumanya kepada yang salah berupa halilintar, sifat adilnya berupa baik buruknya perilaku manusia, cahaya kilat itulah yang menjadi alat untuk mengetahuinya, yang jahat akan dihukum dan yang baik akan diberi ganjaranya.
7. Meniru Sifat Air : Selalu menyejukkan dengan cara memaafkan kesalahan sesama manusia, mampu menyenangkan hati dan tidak mudah membenci, ketika air itu diambil maka akan bertambah lagi dan tidak ada habisnya.
8. Meniru Sifat Bumi : Selalu berderma untuk menyenangkan manusia, dermanya berupa apa saja yang tumbuh dibumi, dia ikhlas semuanya diambil manusia. Tumbuhan tersebut tidak tumbuh bila bumi tidak ikhlas diambil manusia, meskipun badanya digali dan dicangkuli, dia tidak resah, malah kadang dia memperlihatkan harta benda yang dikandungnya sehingga menyenangkan bagi yang menggalinnya.
Memaknai falsafah yang sudah disebutkan diatas tidaklah mudah, tetapi paling tidak ada hal yang paling mengesankan bagi saya pribadi, dengan nama “Suryo”, seolah saya akan mengikuti falsafah Bathara Surya yang dalam Versi kepemimpinan menurut Ramayana Kakawin, menyebutkan istilah “ Ngudanaken Sabarang Reh Arum-arum Amanjingaken Reroso “ yang diartikan : Tindakanya lemah lembut, segala tingkah lakunya halus dan manis , meresapkan perasaan sejuk yang ditempati. Tidaklah berlebihan kiranya apabila kita mengambil sesuatu yang baik kemudian diresapi dan dipraktekan dalam wujud yang nyata dalam hidup.
Terlepas dari semua sifat yang disebutkan, bangsa ini sedang mengalami “krisis kepemimpinan”, andai saja segelintir pemimpin yang dalam nadinya mengalir darah “Jawa” , kemudian sadar akan budayanya yang adiluhung (besar) dan Berani menyikapi dan menerapkan HASTA BRATA, tentunya Negara ini akan makmur.
Menjadi pemimpin yang sabar, adil , tegas, menyemangati rakyat, mampu memberikan pencerahan kepada rakyat , serta membuat keberadaan negara kuat, damai dan berwibawa, inilah yang dicari, ditunggu dan didambakan semua rakyat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar