Selasa, 06 November 2012

Aurat Perempuan dan Modernisasi Kebablasan


  Katakanlah kepada perempuan yang beriman:"Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau perempuan-perempuan islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap perempuan) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat perempuan. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung,(Al-Qur’an Surat An-nur ayat  31).                          
   Sudah dijelaskan secara gamblang dalam ayat al-quran diatas, mengenai aurat seorang perempuan yang wajib ditutup. Ayat-ayat al-quran, sudah jauh hari bahkan seribu tahun lebih dalam memuliakan kaum hawa,namun sayangnya terkotori dengan dalih emansipasi, dengan dalih modernisasi dan penghormatan hak asasi manusia. Sudah banyak melintas berita di media elektronika, pelecehan seksual dan tindakan asusila pada kaum hawa. Kalau dikaji lebih jauh akar masalah yang muncul tentu saja sangat kompleks, apakah memang moral laki-laki yang sudah bejat.. apakah memang sudah menjadi kemunduran budaya dan pola pikir, atau jangan-jangan, kaum perempuannya yang mengundang tingkah penjahat dan pencoleng untuk melakukan asusila terhadap perempuan itu sendiri..? bagaimana bisa perempuan yang mengundang penjahat…?. Berakar pada Surat An-Nur ayat 30, yang sudah disebutkan diatas pengaruh modernisasi dan azas akan penghormatan hak asasi yang memungkinkan untuk terjadinya tindak asusila. Kita tajamkan topic tentang menutup aurat. Pernahkah anda melihat beberapa kaum perempuan dewasa yang memakai pakaian yang serba mepet.. bahkan mungkin boleh dibilang hanya pantas untuk dipakai di badan anak-anak, berlengak-lenggok dimuka umum, keramaian, mal-mal, tanpa merasa risih dengan menampakkan aurat yang seharusnya ditutup rapat. Modis,sexy atau keren. Orang bilang seperti itu, apabila perempuan memakai celana pendek yang sekian puluh centi diatas lutut, memakai rok mini, sekian puluh senti diatas lutut… ruar biasa…., tidak kah risih… anda perempuan yang menggunakan kelengkapan seperti itu, tidak kah malu diperhatikan banyak orang, dengan dandanan yang keluar batas norma adat dan budaya..?.atau jangan-jangan malah bangga dan merasa hebat sudah menyedot perhatian orang ramai..
  Suatu ketika, dalam sebuah angkot, dengan penumpang yang lumayan padat, didalam sudah diisi oleh beberapa lelaki, beberapa saat kemudian naiklah seorang perempuan dengan rok mini,
 menenteng tas kecil, yang mungkin isinya juga tidak terlalu banyak, sesaat kemudian duduklah si perempuan diantara beberapa laki-laki, didalam angkot bisa dibayangkan ketika seseorang dengan rok mini, duduk tentunya separoh dari rok yang sudah mini tadi terangkat semakin keatas, tidaklah mata lelaki penumpang angkot sengaja untuk melihat rok mini yang semakin naik. Kondisi selanjutnya siperempuan mulai gerah dengan pandangan lelaki yang ada diangkot, dengan sebisanya menutupi dengan tas kecil yang hanya sekian senti saja yang bisa ditutup, kira-kira anehkah kondisi ini..?. Ada hal yang aneh, ketika perempuan tersebut dengan gelisah menutupi bagian tubuhnya dengan barang sekenanya, bukankah tujuan memakai rok mini tadi untuk show Off..? Ada hal yang aneh ketika lelaki dibilang kurang ajar, tidak tau diri, menikmati mencucikan mata pada rok mini. Kalo dengan bahasa kasar silelaki dianggap kucing dan siperempuan dianggap ikan asin, adakah kucing yang menolak  ketika diberi ikan asin…?. Bang Napi bilang Kejahatan muncul karena ada niat dan kesempatan.
 Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu.Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(Qur’an Surat Al-Ahzab,ayat 59).

  Jilbab/pakaian luar yang disyaratkan pada ayat diatas adalah :
1.Menjulur ke bawah sampai menutupi kedua kakinya (tidak berbentuk potongan atas dan bawah, baik rok atau celana (seluar) panjang) sebab firman Allah SWT:”Dan hendaklah mereka mengulurkan jilbab-jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”,
yaitu hendaklah diulurkan jilbabnya ke bawah sampai menutup kaki bagian bawah. Sebab diriwayatkan dari Ibnu Umar Ra yang berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa mengulurkan pakaian karena sombong maka Allah tidak akan memandangnya di hari kiamat, Ummu Salamah bertanya:Bagaimanakah wanita dengan ujung pakaian yang dibuatnya?' Rasulullah SAW menjawab:Hendaklah diulurkan sejengkal'. Ummu Salamah bertanya lagi:'Kalau demikian telapak kakinya terbuka?, Maka jawab Nabi SAW:'Jika demikian perpanjanglah sampai satu hasta dan jangan ditambah'.(HR Jamaah).Hadis ini menjelaskan bahwa jilbab diulurkan kebawah sampai menutup kedua kakinya. Meskipun kedua kakinya tertutup dengan kaus kaki atau sepatu, maka hal itu tidak menggantikan fungsi mengulurkan jilbab yang dihamparkan sampaikebawah sehingga kakinya tidak tampak.
2.Bukanlah pakaian tipis sehingga warna kulit dan lekuk tubuhnya tampak. Dari Usamah bin Said Ra:”Rasulullah SAW.pernah memberikan kain qibthi (sejenis kain tipis). Kain ini telah beliau terima sebagai hadiah dari Dahtah Al Kalabi tetapi
kemudian kain tersebut akan aku berikan kepada istriku, maka tegur Rasulullah kepadaku: ''Mengapa tidak mau pakai saja kain qibthi itu? “Saya menjawab:”Ya Rasulullah, kain itu telah saya berikan kepada istriku”. Maka sabda Rasulullah: “Suruhlah dia mengenakan pula baju di bagian dalamnya (kain tipis itu) karena aku khawatir nampak lekuk-lekuk tubuhnya”(HR Ahmad). Dandiriwayatkan pula dari Aisyah Ra(HR.AbuDaud).
3.Bukanlah pakaian yang menyerupai laki-laki (seperti celana (seluar) panjang), tetapi bila sebagai tsaub/pakaian adalah boleh. Sebagai pakaian dalam, celana panjang tersebut panjangnya hendaklah lebih pendek daripada jilbab itu sendiri. “Rasulullah melaknat laki-laki yang berpakaian seperti wanita dan melaknat wanita yang berpakaian seperti pakaian laki-laki.(HR Abu Daud).
4.Tidak memakai wangi-wangian yang sampai menyebarkan bau yang dapat menarik perhatian laki-laki. Sabda Rasul SAW:”Siapa saja wanita yang memakai wewangian kemudian berjalan melewati suatu kaum dengan maksud agar mereka mencium harumnya, maka ia telah berzina.(HR.Nasa'i,Ibnu Hibban, dan Ibnu Khuzaimah),(http://sakinah.8k.com.Acces.6 Nov.2011.16.30).
     Sudah jelas kiranya ayat Al-Qur’an yang disebutkan diatas dan hadist yang tertulis selanjutnya, kejelasan dalam memberikan hijab kepada tubuh perempuan. Sadarilah jerat setan melalui modus modernisasi, melalui kata-kata modis, melalui kata-kata sexy, melalui bahasa atas nama kebebasan berekpresi, meningkatkan potensi diri dan lain sebagainya.Sudah saatnya membuka pikiran dan semakin menyadari bahwa kehalusan kelakuan setan, ternyata lambat laun menjadi sebuah hal biasa atau hal yang lumrah, padahal seharusnya adalah tindakan yang tabu,tindakan yang menerjang norma agama dan susila yang kemudian akan menarik tindakan menuju kebejatan moral.
    Tidaklah berlebihan kiranya, apabila ada pepatah mengatakan perempuan adalah tiang Negara, apabila baik perempuannya, maka baiklah negaranya dan apabila buruk perempuannya maka hancurlah negaranya. Tegakkan syariah dari hal yang kecil, berpakaian misalnya, memakai pakaian sopan dan rapi tentu akan lebih terhormat, memakai jilbab yang menutup badan, tentu akan lebih terhormat. Tidak ada diperlukan lagi pakaian ketat melekat dengan kulit, sehingga terlihat body shapenya, tidak diperlukan lagi jilbab gaul, dengan kain jatuh yang melekat dikulit, sehingga tetap saja berpakaian lengkap namun tetap telanjang.

GAMBAR INI TIDAK UNTUK DI CONTOH…!!!!





 



2 komentar:

  1. jilbab gaul berbanding lurus dengan ustad gaul, apa ya pantes ustad mati kok' diatas motor sport,habis pulang jual helm lagi!http://www.youtube.com/watch?v=4s-MVrLCBIU,ingat bos,modernitas sejak lahir memang telah berseberangan dengan agama bahkan kristen sekalipun,jadi tidak ada yang kebablasan disini,yang ada hanyalah perlawanan sebagaimana nenek moyang orang jawa melakukannya di sepanjang pesisir utara jawa diawal islam mulai masuk ke tanah jawa

    BalasHapus
  2. sdr Anonim.., terimakasih, telah memberikan komentar,keadaan didunia ini selalu ada yang berseberangan, demikian juga antara saya dengan anda,modernitas buka untuk dihindari, dilawan atau berseberangan dengan agama, modernisasi adalah fitrah manusia untuk menuju tindakan yg baru entah itu negatif atau positif. yg kebablasan adalah yg negatif tentunya, karena tdk menyikapi dengan bijak. Fungsi manusia beragama adalah memiliki akhlak luhur, bertindak positif dan sesuai aturan beragama, untuk menyaring dan membentengi dari perilaku yang menyimpang akibat modernitas, Jilbab gaul apakah sesuai syariah...? ustad gaul..? spt apa itu, apakah dlm agama disebutkan..?. sekali lagi MODERNITAS hanya perlu disikapi,dipilih, disaring dengan akal sehat dan Agama, bukan main embat yg penting modern..!

    BalasHapus