Kamis, 22 November 2012

AIR TAWAR DALAM LAUTAN

Janji Allah adalah benar, dan akan selalu begitu. Pernahkah kita berfikir dan bertanya sudah berapa lamakah usia Al-Qur’an sampai saat ini..? sejak pertama kali di wahyukan kepada Muhammad  Rasulullah, tentunya sudah ribuan tahun. Pernahkah kita bertanya sudah berapa kali Al-Qur’an dijahili, dirusak maknanya, dikacaukan artinya oleh orang-orang kafir, yang tidak suka  terhadap perkembangan agama islam, mungkin sudah tak terhitung lagi. Allah adalah sebenar-benarnya pelindung. Saat ini, seluruh umat Islam, di mana pun mereka berada, membaca Al Qur'an yang sama. Tidak ada satu perbedaan pun yang ditemui dalam satu kata atau hurufnya . Al Qur'an yang diwahyukan pada Rasulullah SAW, dan dibukukan oleh Kalifah Abu Bakar RA dan kemudian dituliskan oleh Kalifah Usman RA yang hidup 1400 tahun yang lalu, dan Al Qur'an yang kita baca sekarang adalah sama. Ada hubungan erat antara semuanya itu. Artinya, mulai semenjak Al Qur'an diwahyukan pada Nabi Muhammad SAW, Al Qur'an tetap terjaga seluruhnya. Ini karena Allah melindungi Al Qur'an dari orang-orang jahat yang berniat mengubahnya atau menambahkan bagian-bagian tertentu ke dalamnya. Dalam satu ayat, Allah memberi tahu kita bahwa Allah secara langsung menjaga Al Qur'an.
                                                                   
“Sesungguhnya kami-lah yang menurunkan Al Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya” (QS Al-Hijr: 9).

Sepenggal ayat yang disampaikan diatas, merupakan salah satu keajaiban Al-Qur’an, namun didalamnya masih banyak keajaiban dan keindahan Al-Qur’an, yang dari masa kemasa semakin terkuak kebenaran yang terkandung didalamnya. Perkembangan peradaban dan ilmu pengetahuan sangat mendukung untuk membuktikan kebenaran Al-Qur’an, alam semesta dan seisinya menjadi bukti bahwa kebesaran Allah adalah nyata, yang tidak bisa diukur oleh pengetahuan manusia. Peradaban manusia cenderung untuk meminta sebuah bukti dalam pikiran yang logis atau seuatu yang bisa dibuktikan dan dilihat oleh mata, paling tidak sudah dilakukan kajian dan penelitian.
   Dengan niat untuk bertukar informasi mari kita kaji temuan-temuan ilmu pengetahuan yang kemudian membuktikan bahwa semua  kejadian yang terjadi dialam semesta ini sudah dituliskan dalam Al-Qur’an, yang kita tahu Al-Qur’an terbit ribuan tahun sebelum masa kekemasan ilmu pengetahuan dimasa sekarang. Sangat naïf kiranya apabila ada segelintir orang yang masih mengatakan bahwa Al-Qur’an adalah karya manusia, yaitu Muhammad Rasulullah, yang sekali lagi pada masa diturunkanya wahyu Al-Qur’an,tidak ada yang mengetahui sedikitpun tentang alam semesta misalnya, bahkan yang diberikan wahyu Al-Qur’an adalah manusia yang buta huruf..!.
Temuan pertama yang sangat menyentuh bagi saya adalah sang penemu keajaiban yang kemudian mendapatkan pencerahan, dengan melihat bukti bahwa yang  Ia temukan, ternyata sudah dituliskan dalam Al-Qur’an di masa ribuan tahun yang lalu. Berikut adalah beberapa keajaiban yang sudah ditelaah dan diketahui oleh manusia, melalui sederet penelitian dan pembuktian yang panjang.
I.   Air Tawar Dalam Lautan.
Yang kita ketahui dalam pemikiran awam, yang namanya laut pasti airnya asin dan itu mutlak, namun coba perhatikan penggalan ayat Al-Qur’an dibawah ini.

                                                  





Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu? (QS Fushshilat 53).


                                                                        





Dan Dialah yang membiarkan dua laut yang mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.(Qs.Al-Furqon.53)





Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu, antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing.(Qs.Ar-Rahman.19-20).

Adalah seorang ahli Jacques-Yves Cousteau, seorang perwira angkatan laut Perancis, explorer , konservasionis , pembuat film, inovator, ilmuwan, fotografer, penulis dan peneliti yang mempelajari laut dan semua bentuk kehidupan di air, pada penyelamanya di Mexico, tepatnya di Conete Angelita beliau pernah menemukan air atawar di kedalaman lautan yang tidak bercampur antara keduanya, berita ini sempat menghebohkan dunia kala itu, bahkan terdapat rumor yang mengatakan diakhir hayatnya Cousteau menjadi mualaf karena mengetahui kebenaran kejadian tersebut telah dituliskan didalam Al-Qur-an. Fenomena  air tawar dalam laut ini tidak hanya terjadi di Mexico, dalam sebuah penelitian yang lain  di sepanjang dasar Laut Merah yang, asin terdapat beribu-ribu titik sumber mata air tawar. Sumber-sumber air tawar ini mengeluarkan air terus-menerus dan tidak bercampur dengan air laut di sekitarnya yang asin, seolah-olah ada dinding selubung yang membatasinya. Pada zaman purbakala, mata air tawar ini berada di daratan, karena pergerakan geologis, daratan tadi terbenam, atau sebaliknya permukaan air laut yang naik, kini daratan tadi di dasar laut. Tetapi tenggelamnya tidak menghentikan pancaran air itu. Mereka tetap mengalirkan air tawar dengan tingkat keasinan (salinitas) kurang dari 1,4 gram per liter dan temperatur 17°C.  Debitnya di musim panas  80 liter per detik dan di musim lain 120-150 liter per detik. Penemuan dilaut merah ini dengan teknologi khusus, air tawar tersebut dialirkan melalui pipa-pipa untuk memenuhi kebutuhan kota-kota di sepanjang Laut Merah, atau bisa juga dikemas dalam botol. Teknologinya sederhana, tidak merusak ekosistem, dan biayanya hanya seperempat biaya instalasi penyulingan air laut model sekarang. Pierre Becker dan Thierry Carlin, penemu sistem teknlogi tadi, pertama kali melakukan uji coba di mata air di dasar laut di perbatasan Prancis-Italia. Menurut mereka, sumber-sumber mata air tawar terdapat di seluruh dasar laut di dunia.
Fakta telah menunjukkan kebenaran Al-Qur’an, sangat tidak mungkin kiranya apabila Muhammad Rosulullah dimasa itu mengetahui kondisi ini, atau melakukan penyelaman kedasar laut dimasa itu. Dengan fakta ini hendaklah kita semakin berfikir dan meresapi lebih jauh tentang makna yang terkandung didalam Al-Qur’an dan kebesaran Allah.SWT.
Kiranya fakta tentang air tawar dilautan ini menjadi penambah iman kita kepada Allah SWT, bukanya meributkan tentang temuan ini, atau memberikan apresiasi tentang peneleti yang masuk islam ( Cousteau), benar dan tidaknya beliau masuk islam  hanya Allah yang tahu, yang harus kita yakini adalah bahwa kebesaran Al-Qur’an telah terbukti nyata oleh sang Oceanografer.

Reff:
Al-Qur’an.
http://masdiisya.wordpress.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar