Janji Allah
adalah benar, dan akan selalu begitu. Pernahkah kita berfikir dan bertanya
sudah berapa lamakah usia Al-Qur’an sampai saat ini..? sejak pertama kali di
wahyukan kepada Muhammad Rasulullah,
tentunya sudah ribuan tahun. Pernahkah kita bertanya sudah berapa kali Al-Qur’an
dijahili, dirusak maknanya, dikacaukan artinya oleh orang-orang kafir, yang
tidak suka terhadap perkembangan agama
islam, mungkin sudah tak terhitung lagi. Allah adalah sebenar-benarnya
pelindung. Saat ini, seluruh
umat Islam, di mana pun mereka berada, membaca Al Qur'an yang sama. Tidak ada
satu perbedaan pun yang ditemui dalam satu kata atau hurufnya . Al Qur'an yang
diwahyukan pada Rasulullah SAW, dan dibukukan oleh Kalifah Abu Bakar RA dan
kemudian dituliskan oleh Kalifah Usman RA yang hidup 1400 tahun yang lalu, dan
Al Qur'an yang kita baca sekarang adalah sama. Ada hubungan erat antara
semuanya itu. Artinya, mulai semenjak Al Qur'an diwahyukan pada Nabi Muhammad
SAW, Al Qur'an tetap terjaga seluruhnya. Ini karena Allah melindungi Al Qur'an
dari orang-orang jahat yang berniat mengubahnya atau menambahkan bagian-bagian
tertentu ke dalamnya. Dalam satu ayat, Allah memberi tahu kita bahwa Allah
secara langsung menjaga Al Qur'an.

“Sesungguhnya kami-lah yang menurunkan Al
Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya” (QS Al-Hijr: 9).
Sepenggal
ayat yang disampaikan diatas, merupakan salah satu keajaiban Al-Qur’an, namun
didalamnya masih banyak keajaiban dan keindahan Al-Qur’an, yang dari masa
kemasa semakin terkuak kebenaran yang terkandung didalamnya. Perkembangan
peradaban dan ilmu pengetahuan sangat mendukung untuk membuktikan kebenaran Al-Qur’an,
alam semesta dan seisinya menjadi bukti bahwa kebesaran Allah adalah nyata,
yang tidak bisa diukur oleh pengetahuan manusia. Peradaban manusia cenderung
untuk meminta sebuah bukti dalam pikiran yang logis atau seuatu yang bisa
dibuktikan dan dilihat oleh mata, paling tidak sudah dilakukan kajian dan penelitian.
Dengan
niat untuk bertukar informasi mari kita kaji temuan-temuan ilmu pengetahuan
yang kemudian membuktikan bahwa semua
kejadian yang terjadi dialam semesta ini sudah dituliskan dalam Al-Qur’an,
yang kita tahu Al-Qur’an terbit ribuan tahun sebelum masa kekemasan ilmu
pengetahuan dimasa sekarang. Sangat naïf kiranya apabila ada segelintir orang
yang masih mengatakan bahwa Al-Qur’an adalah karya manusia, yaitu Muhammad
Rasulullah, yang sekali lagi pada masa diturunkanya wahyu Al-Qur’an,tidak ada
yang mengetahui sedikitpun tentang alam semesta misalnya, bahkan yang diberikan
wahyu Al-Qur’an adalah manusia yang buta huruf..!.
Temuan
pertama yang sangat menyentuh bagi saya adalah sang penemu keajaiban yang
kemudian mendapatkan pencerahan, dengan melihat bukti bahwa yang Ia temukan, ternyata sudah dituliskan dalam Al-Qur’an
di masa ribuan tahun yang lalu. Berikut adalah beberapa keajaiban yang sudah
ditelaah dan diketahui oleh manusia, melalui sederet penelitian dan pembuktian
yang panjang.
I.
Air Tawar Dalam Lautan.
Yang kita ketahui dalam
pemikiran awam, yang namanya laut pasti airnya asin dan itu mutlak, namun coba
perhatikan penggalan ayat Al-Qur’an dibawah ini.
Dan Dialah yang membiarkan dua laut yang mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.(Qs.Al-Furqon.53)
Adalah seorang ahli Jacques-Yves
Cousteau, seorang perwira
angkatan laut Perancis, explorer , konservasionis , pembuat film, inovator, ilmuwan, fotografer, penulis dan
peneliti yang mempelajari laut dan semua bentuk kehidupan di air, pada
penyelamanya di Mexico, tepatnya di Conete Angelita beliau pernah
menemukan air atawar di kedalaman lautan yang tidak bercampur antara keduanya,
berita ini sempat menghebohkan dunia kala itu, bahkan terdapat rumor yang
mengatakan diakhir hayatnya Cousteau menjadi mualaf karena mengetahui kebenaran
kejadian tersebut telah dituliskan didalam Al-Qur-an. Fenomena air tawar dalam laut ini tidak hanya terjadi
di Mexico, dalam sebuah penelitian yang lain di sepanjang
dasar Laut Merah yang, asin terdapat beribu-ribu titik sumber mata air tawar.
Sumber-sumber air tawar ini mengeluarkan air terus-menerus dan tidak bercampur
dengan air laut di sekitarnya yang asin, seolah-olah ada dinding selubung yang
membatasinya. Pada zaman purbakala, mata air tawar ini berada di daratan,
karena pergerakan geologis, daratan tadi terbenam, atau sebaliknya permukaan
air laut yang naik, kini daratan tadi di dasar laut. Tetapi tenggelamnya tidak
menghentikan pancaran air itu. Mereka tetap mengalirkan air tawar dengan
tingkat keasinan (salinitas) kurang dari 1,4 gram per liter dan temperatur
17°C. Debitnya di musim panas 80 liter per detik dan di musim lain
120-150 liter per detik. Penemuan dilaut merah ini dengan teknologi khusus, air
tawar tersebut dialirkan melalui pipa-pipa untuk memenuhi kebutuhan kota-kota
di sepanjang Laut Merah, atau bisa juga dikemas dalam botol. Teknologinya
sederhana, tidak merusak ekosistem, dan biayanya hanya seperempat biaya
instalasi penyulingan air laut model sekarang. Pierre Becker dan Thierry
Carlin, penemu sistem teknlogi tadi, pertama kali melakukan uji coba di mata
air di dasar laut di perbatasan Prancis-Italia. Menurut mereka, sumber-sumber
mata air tawar terdapat di seluruh dasar laut di dunia.
Fakta
telah menunjukkan kebenaran Al-Qur’an, sangat tidak mungkin kiranya apabila
Muhammad Rosulullah dimasa itu mengetahui kondisi ini, atau melakukan
penyelaman kedasar laut dimasa itu. Dengan fakta ini hendaklah kita semakin
berfikir dan meresapi lebih jauh tentang makna yang terkandung didalam Al-Qur’an
dan kebesaran Allah.SWT.
Kiranya
fakta tentang air tawar dilautan ini menjadi penambah iman kita kepada Allah
SWT, bukanya meributkan tentang temuan ini, atau memberikan apresiasi tentang
peneleti yang masuk islam ( Cousteau), benar dan tidaknya beliau masuk islam hanya Allah yang tahu, yang harus kita yakini
adalah bahwa kebesaran Al-Qur’an telah terbukti nyata oleh sang Oceanografer.
Reff:
Al-Qur’an.
http://masdiisya.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar