Senin, 26 November 2012

Ada Apa di Balik Awan ?


  Masih berbincang tentang keajaiban Al-Qur’an tentang alam, dalam Al-qur-an telah berbicara dan mengungkap fakta tentang kejadian dialam raya, nyatanya ilmu pengetahuan baru bisa mengungkap setelah ribuan tahun berlalu sejak diwahyukan Al-Quran kepada Rasullullah Muhammad.SAW.

 Sejenak kita melihat gumpalan awan yang ada pada ketinggian, terlihat putih, lembut, seolah merupakan benda yang rapuh, selain itu juga terdapat keindahan yang terlihat didalamnya.Fakta lain didalam Al-Qur’an menyebutkan :











Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan. (Qs. An-Nur:43)

   Awan yang kita lihat begitu lembut, ternyata menyimpan misteri, edaran awan dialam semesta merupakan siklus yang panjang dalam ilmu pengetahuan,kala dulu kita ingat pelajaran ilmu alam tentang terjadinya hujan, secara gamblang kita sebutkan kemudian, bahwa air laut,atau sumber air yang lain, ketika terkena sinar matahari dan mengalami penguapan, kemudian terjadilah gumpalan awan, karena diatas ketinggian, uap air yang berbentuk awan itu mengalami perubahan suhu, yang tadinya panas berubah menjadi dingin dan kemudian jadilah butiran air, diturunkan dalam bentuk hujan.Subhanallah... Lalu bagaimana dengan petir..?

Sedikit baru kita bicarakan masalah hujan yang secara umum kita pahami seperti itu, namun demikian ayat di atas juga menghubungkan awan, es dan terjadinya petir atau kilat. Apakah es merupakan faktor penentu pembentukan kilat, bagaimana bisa?. Mari kita sedikit kaji kembali, sebuah buku berjudul: Meteorology Today. Di sana diterangkan bahwa sebuah awan akan menjadi bermuatan listrik ketika bongkahan es jatuh melalui daerah di dalam awan yang berisi kristal es dan tetes air super-dingin. Ketika tetes-tetes air ini bertumbukan dengan bongkahan es, mereka langsung membeku dan melepaskan panas. Panas ini menjadikan permukaan bongkahan es lebih hangat dari kristal-kristal es di sekelilingnya. Ketika bongkahan es bertumbukan dengan kristal es, sebuah peristiwa penting terjadi: elektron mengalir dari benda yang lebih dingin ke benda yang lebih hangat. Karenanya, kini bongkahan es menjadi bermuatan negatif. Hal serupa juga terjadi saat tetesan air super-dingin bertumbukan dengan bongkahan es dan melontarkan butiran-butiran halus es bermuatan positif. Partikel-partikel yang lebih ringan dan bermuatan positif ini kemudian terangkat ke bagian atas dari awan. Sementara itu, bongkahan es yang kini bermuatan negatif jatuh turun dan berkumpul di bagian bawah awan. Karena itulah kini terjadi perbedaan muatan listrik antara bagian atas dan bawah awan. Muatan negatif ini kemudian dilepaskan dalam bentuk kilat atau petir.
Para ahli cuaca telah menemukan bahwa awan cumulonimbus yang menghasilkan hujan es ini dapat mencapai ketinggian hingga 7 sampai 9 kilometer. Dapat kita bayangkan bahwa awan ini memang ukurannya benar-benar seperti gunung sebagaimana yang disebutkan di dalam ayat Al Qur'an di atas: "... dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung,...". awan yang tadinya terlihat lembut ternyata telah memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi bumi berupa air yang dijadikanya sebagai sumber kehidupan bagi semua isi alam semesta.
Sekali laqi Al-Qur’an telah membuktikan keajaibanya, pengetahuan seperti ini tidak akan diketahui oleh umat dijaman diturunkanya Al-Qur’an. Maha benar Allah dengan Segala Firmanya. Lalu Nikmat Tuhanmu Yang Manakah Yang Kamu Dustakan..?.

Ref :
Holy Qur’an
http://www.al-habib.info.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar